1. Cylinder data marking
Tanda yang ditempel atau distempel pada cylinder oleh factory yang menunjukkan data spesifikasi atau serial number.
2. Bending
Kebengkokan rod cylinder yang biasanya disebabkan accident, benturan atau beban dari luar. Sedangkan untuk yang double cylinder, faktor bending cenderung lebih besar, terutama yang menggunakan independent link (link terpisah antar cylinder), karena saat salah satu cylinder bekerja tidak normal, maka akan menimbulkan torsional force. (Komatsu Excavator series)
3. Scrath
Kerusakan berupa goresan atau baret yang biasanya memanjang yang terjadi pada permukaan rod atau housing cylinder akibat adanya benda asing (gram logam) yang terjepit diantara kontak piston dan housing cylinder, atau rod cylinder dengan cylinder head.
4. Pitting
Kerusakan berupa bopeng yang biasanya terjadi pada permukaan housing cylinder yang terjadi karena cavitasi (ada udara yang terjebak didalam sistem) akibat air bleeding kurang sempurna.
1. Piston rod
Rod terletak didalam cylinder housing dan sebagai dudukan piston, saat pressure oli bekerja pada salah satu sisinya (head atau bottom), maka akan timbul gaya untuk menggerakkan rod keluar atau masuk ke housing cylinder
2. Rod eye bushing
Berbentuk spherical bearing (120 C) atau bushing (120 E), pada spherical bearing, outer racenya duduk di yoke (ujung rod), sedangkan inner racenya sebagai dudukan pin, sehingga pergerakan rod bisa lebih fleksibel untuk mengurangi torsional force.
3. Piston
Dipasang pada rod dan sebagai dudukan seal piston, sehingga kontak terhadap cylinder bisa lebih rapat untuk mengurangi kebocoran. Piston mempunyai luas bidang penerimaan pressure oli (pressure recieving area), dimana pada sisi bottom, luas penampangnya lebih besar daripada sisi head. Saat pressure oli bekerja pada salah satu sisinya (head atau bottom), maka akan timbul gaya untuk menggerakkan rod keluar atau masuk ke housing cylinder
4. Hydraulic tube (piping)
Berbentuk pipa besi sebagai pengubung saluran aliran oli, dan dipasang pada lokasi yang tidak terjadi gerakan.
5. Foot eye bushing
Berbentuk spherical bearing (120 C) atau bushing (120 E), pada spherical bearing, outer racenya duduk di housing cylinder (sisi bottom), sedangkan inner racenya sebagai dudukan pin, sehingga pergerakan housing bisa lebih fleksibel untuk mengurangi torsional force.
6. Back-up ring
Biasanya berwarna putih dan terbuat dari plastik, dipasang disebelah O-ring pada sisi yang berlawanan dengan arah pressure, yang berfungsi untuk mengurangi kebocoran oli.
7. Wear Ring
Dipasang pada diameter luar piston, sebagai bidang kontak terhadap cylinder, sehingga pergerakan rod terhadap cylinder bisa lurus. Wear ring terbuat dari material semacam teflon dan cast iron, sehingga saat bergesekan dengan cylinder, wear ring yang akan mengalami keausan (sesuai dengan namanya).
TOOL
1. L Key
Kunci berbentuk huruf L, kedua ujungnya dapat digunakan untuk membuka atau memngencangkan bolt dengan tipe kepala boltnya berlubang segienam atau bintang. satuan : Inchi atau mm
2. Torque wrench
Tool yang digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut, sesuai dengan standart torquenya, satuan kgm, Nm, lbfeet
3.common tool
toolbox lengkap dengan seperangkat socket wrench,combination wrench,scew driver set
4. Hydraulic repair stand
Tool yang digunakan untuk disassembling dan assembling hydraulic cylinder
PROSEDUR PEMERIKSAAN, PENGUKURAN DAN REUSEABLE PART
1. Piston rod
Visual check : pitting, scratch, chipping, bending (jika parah), crack, thread condition, pin hole measuring : diameter rod (roundness X - Y), bending, diameter bushing (-E)
2. Rod eye bushing
Visual check : crack, chipping, thread condition,
manual check : jalur grease, play of spherical bearing
measuring : diameter lubang bearing
3. Piston
Visual check : pitting, scratch, chipping, crack, thread condition, rod cushion condition
measuring : diameter piston (roundness X - Y), protusion
4. Cylinder housing
Visual check : pitting, scratch, chipping, crack, thread condition
measuring : diameter cylinder (roundness X - Y), diameter bushing (-E)
Jika ring wear terpasang, maka dapat ditentukan clearance terhadap Piston
5. Foot eye bushing
Visual check : crack, chipping
manual check : jalur grease, play of spherical bearing
measuring : diameter lubang bearing
6. Wear ring
Visual check : crack, chipping
measuring : diameter cylinder (roundness X - Y), diameter bushing (-E)
RECOMMENDED PART
1. SPO (Standart Part Overhaul)
APL (Application Part List)
Part yang dibutuhkan untuk overhaul normal sesuai umur yang direkomendasikan faktory, dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal pada komponen.
2. PSN (Part Service News)
Informasi dari factory berupa brosur atau leaflet yang berisikan modifikasi atau improvement pada komponen, system atau technical instruction (Prosedur Repair, Testing Adjusting) dengan tujuan untuk meningkatkan performance atau memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Setiap PSN hanya berlaku untuk Serial Number tertentu yang sesuai.
3. Guidance for reusable part
Suatu buku yang berisikan gambar tentang detail kerusakan part atau komponen serta penyebabnya. Dalam penggunaannya, mekanik hanya tinggal membandingkan kondisi aktual tingkat kerusakan komponen (visual check) dengan gambar pada reusable book, sehingga dapat menentukan apakah komponen harus diganti, atau dapat digunakan lagi (dengan atau tanpa repair machining terlebih dahulu)
4. PNPB (Publication Number of Part Book)
Suatu angka yang tertera pada cover part book (pojok kanan atas) yang menunjukkan aplikasi part book tersebut sesuai dengan Serial Number dan Tipe Unit
5. Kode-kode pada part book
Kode dari factory berupa angka yang ditunjukkan pada part book, dengan tujuan untuk mempermudah proses pemilihan part yang akan diorder, sehingga dapat mencegah kesalahan order atau double order (karena komponen ass"y dan separated diorder secara bersamaan). Dan juga mempermudah pencarian komponen yang berkaitan atau saling berhubungan.
TESTING ADJUSTING & TROUBLESHOOTING
1. Hydraulic drift out of standart
Testing : lihat s/m dengan standartnya.
Caused : Seal piston & Spool Control valve aus berlebihan (internal leakage terlalu besar)
2. Cylinder oil leakage
Caused :
-Seal dust rusak, sehingga kotoran dapat masuk dan merusak seal cylinder head.
-Susunan pemasangan seal dan O-ring terbalik, atau seal terpasang terbalik, Lips seal menghadap berlawanan arah pressure.
-Clearance antara rod dengan bushing atau wear ring cylinder head terlalu besar, sehingga seal menerima beban gesek akibatnya mudah aus atau robek.
3.Cylinder tersendat sendat
Caused :
Air bleeding tidak sempurna yang pada intinya ada udara terjebak didalam cylinder (sempat terjadi kevakuman)
0 Response to "HYDRAULIC CYLINDER"
Post a Comment