'cookieChoices = {};' ELECTRIC SYSTEM | ALAT BERAT / HEAVY EQUIPMENT UNIT

ELECTRIC SYSTEM


1.Electric atau listrik
peristiwa berpindahnya elektron – elektron bebas dari satu atom ke atom yang lain dalam sebuah  konduktor akibat pengaruh luar.

2.Voltage (V - Volt)
  Gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik. Terjadinya tegangan akibat adanya beda potensial,  arus listrik akan mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah. Satuan tegangan listrik disebut “ Volt “ dan dismbolkan “ V “.

3.Current (I - Ampere)
  Arus adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu pada sebuah penghantar selama satu detik.
      I     =  Q/t                           Coloumb/detik.
      I     =  Arus                        ( Ampere ).                                                                 
Q   =  Muatan listrik          ( Coloumb ).
      t     =  Waktu                     ( detik ).

4.Resistance (R – W)
  Sifat yang menghambat aliran arus listrik. Hambatan suatu penghantar dikatakan mempunyai nilai 1 W bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1 ampere, saat kedua ujung kawat penghantar tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volt (  pada temperature konstan ).

5.Electric Power ( W – Watt)
   Jumlah usaha listrik yang dihasilkan atau dihilangkan dan besarnya sesuai dengan usaha yang digunakan dalam periode waktu satu detik.
   1 watt menunjukkan tenaga yang membutuhkan arus sebesar 1A pada tegangan 1V dalam periode waktu satu detik.

6.AC/DC
   Alternating Current (Arus bolak – balik)  adalah arus yang mengalir dalam arah yang berubah - ubah. Dimana masing - masing terminal polaritasnya selalu berubah - ubah. Pada selang waktu tertentu menjadi positif dan bisa berubah lagi menjadi negatif. Contoh sumber arus yang menghasilkan arus bolak–balik adalah alternator (AC generator), PLN dan lain - lain.
      Direct current (Arus searah) adalah arus yang mengalir dengan arah yang tetap (konstan), dimana masing - masing terminal selalu tetap polaritasnya. Misalkan sebagai kutub (+) selalu menghasilkan polaritas positif dan pada kutub (-) akan selalu menghasilkan polaritas negatif.

7.   Short Circuit
      Jenis kerusakan pada system kelistrikan unit, dikarenakan adanya hubungan singkat antara arus positif dengan chasis, sehingga terjadi over capacity pada fuse dan fuse menjadi putus, hal ini dapat disebabkan adanya kabel yang terkelupas karena gesekan atau terjadi penyimpangan langkah repair : mengelupas kabel atau menyambung tanpa isolator yang baik.

8.   Open Circuit – Disconnection – loss contact
      Suatu kondisi dimana arus tidak dapat mengalir karena terlepasnya sambungan connector antara male dan femalenya atau kabel putus, terutama karena goncangan, gesekan atau clamping harness tidak kuat, atau lock connector sudah rusak, sehingga terjadi keabnormalan pada system unit. (Min 1MW)

9.   Hukum Ohm
      Arus (I) yang mengalir melalu dua titik “a“ dan “b“ dalam suatu konduktor (kawat penghantar) adalah berbanding lurus dengan tegangan (V) dan berbanding terbalik dengan hambatan (R)
Kalau dirumuskan :
                                    V
                        I    =   ----
                                    R

10. Kaidah tangan kanan & kiri ( Hukum Flemming )
      Kaidah Tangan Kiri Flemming, digunakan pada motor listrik
      - Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet.
      - Jari tengah menunjukkan arah arus yang mengalir pada konduktor.
      - Ibu jari menunjukkan arah gaya gerak magnet pada konduktor.

Kaidah Tangan Kanan Flemming, digunakan pada generator listrik
      - Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet.
     - Ibu jari menunjukkan gerak konduktor.
     - Jari tengah menunjukkan arah arus induksi.

11. Voltage Drop (Vd)
      Tegangan yang digunakan (hilang) saat melewati hambatan dan pada rangkaian serie, besarnya voltage drop (Vd) dipengaruhi oleh besarnya arus (I) yang mengalir dan besar hambatan (R) yang dilalui. Sedangkan pada rangkaian parallel, Vd pada masing masing hambatan sama dengan V battery.

12. Conductor
      Material yang dapat menghantarkan listrik dengan baik, karena atom – atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari 4 pada lintasan ( kulit ) terluar.

13. Isolator
      Material yang tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik, karena atom – atomnya mempunyai jumlah elektron lebih besar dari 4 pada lintasan ( kulit ) terluar.

14. Semi Conductor
      Material yang atom – atomnya mempunyai jumlah elektron lebih besar dari 4 pada lintasan (kulit) terluar.

15. Series Circuit
      Series circuit battery adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk mengabungkan beberapa battery pada terminal yang berlawanan menjadi satu sumber tegangan, sehingga total tegangan [Vtotal] menjadi lebih besar (penjumlahan tegangan [V] ) tanpa terjadi kenaikan arus [I].
      Series circuit resistor adalah suatu rangkaian beberapa resistor [R] secara berurutan, karena total resistance [Rtotal] menjadi lebih besar (penjumlahan nilai resistor [R], sehingga kuat arus [I] yang mengalir menjadi lebih kecil, pada tegangan [V] yang tetap.

16. Pararel  Circuit
      Paralel circuit battery adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk menggabungkan beberapa battery pada terminal yang sama menjadi satu sumber tegangan, sehingga total arus menjadi besar (penjumlahan kuat arus [I] ) tanpa terjadi kenaikan tegangan [V].
      Paralel circuit resistor adalah suatu rangkaian dengan titik percabangan yang dibagi menjadi beberapa jalur resistor, sehingga kuat arus total [Itotal] yang mengalir menjadi besar (penjumlahan arus [I] yang mengalir pada masing masing resistor [R] ) pada tegangan [V] yang tetap.

17. Series/Pararel Circuit
      Series-paralel battery adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk menggabungkan beberapa battery pada terminal yang berlawanan kemudian digabungkan dengan sejumlah battery yang dan dihubungkan pada terminal yang sama agar menjadi satu sumber tegangan, sehingga total arus menjadi besar (penjumlahan kuat arus [I] ) dengan kenaikan tegangan [Vt].

18. Permanent/Remanent Magnet
      Magnet Permanen adalah magnet buatan dari besi yang dibuat menjadi magnet dengan cara tertentudan dapat menyimpan kemagnetannya dengan baik (lama).
Remanen Magnet adalah magnet buatan dari besi yang dibuat menjadi magnet dengan cara tertentu (misal mengalirkan arus listrik pada coil) dan hanya dapat menyimpan kemagnetannya sementara  atau kemagnetan akan segera hilang, apabila hal yang menimbulkan kemagnetan dihilangkan (arus dihilangkan).

19. Electromagnet
      Medan magnet yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus listrik pada sebuah konduktor atau coil. Electromagnet mempunyai sifat sebagai berikut :
-     Bila sebuah konductor dialiri arus listrik, maka disekeliling konductor akan timbul medanmagnet dapat ditentukan menurut aturan tangan kanan
-     Arah medanmagnet yang timbul tergantung dari arah arus yang melewati konduktor tersebut. Arah medan magnet akan terbalik, bila arah arus yang melewati konduktor tersebut berbalik.
-     Makin besar arus yang mengalir, makin besar medan magnet yang timbul
-     Bila gulungan / coil dialiri arus listrik, maka pada gulungan / coil tersebut akan timbul medan magnet.
-     Arah gulungan atau arah arus listrik berubah, maka arah medan magnet yang timbul juga akan berbalik.
      -     Untuk memperbesar medan magnet dapat dilakukan :
            - Memperbesar arus yang mengalir.
            - Menambahkan inti besi ke dalam ulungan / coil.
            - Memperbanyak jumlah gulungan / coil.

20. Garis Gaya Magnet
Bila garis - garis gaya yang dihasilkan oleh magnet dan konduktor digabungkan, maka garis gaya diatas kawat akan bertambah (searah) dan yang dibawah akan berkurang (berlawanan). Akibatnya konduktor akan terlempar karena adanya garis gaya magnet

21. Gaya Gerak Listrik (GGL)
      Gayagerak listrik (timbul arus listrik) yang timbul pada konduktor, saat sebuah konduktor yang berada dalam medan magnet, digerakkan memotong medanmagnet tersebut.

22. Final terminal Voltage
      Batas tegangan (V) battery yang diijinkan pada saat discharging. Jika battery full charged digunakan terus menerus tanpa recharge, maka secara bertahap voltage battery akan semakin turun, dan pada batas tertentu voltage battery akan turun secara tiba-tiba dan mencapai Final terminal voltage (+1,75 V, setiap sel), jika proses discharge diteruskan, battery akan rusak.

23. High Rate Discharge test
      High Rate Discharge Test dilakukan untuk memastikan kemampuan battery mengalirkan arus dengan beban, sehingga dapat menunjukkan kondisi dalam battery yang sesungguhnya.
      Tool yang digunakan pada dasarnya terdiri dari variable resistor dengan kapasitas tinggi yang dirangkai seri dengan ampere meter dan parallel dengan voltmeter. Sehingga bila kita gunakan untuk mengetes battery, langsung bisa dibaca arus yang dibebankan dan final terminal voltage dari battery tersebut. Dari pengukuran ini dapat diketahui standard kemampuan battery.

Syarat yang harus dipenuhi sebelum test dilakukan, antara lain :
      1.   Berat jenis elektrolit tidak boleh kurang dari 1,215 pada suhu 27ºC. Pada kondisi lain akan menyebabkan hasil pembacaan yang tidak menentu.
      2.   Temperatur elektrolit battery hanya antara 21ºC - 32ºC (70ºF - 90ºF). Bila temperatur lebih rendah dari batas ini, maka final terminal voltage battery tidak tetap. Contohnya final terminal voltage battery 12 volt pada temperatur 27º C ( 80ºF ) dengan beban yang telah ditentukan adalah sebesar 10,8 volt, bila pada suhu -18ºC ( 0º F ) hanya sebesar 8,4V.

24. Wet/Dry  Type Battery
      Wet type battery terdiri dari elemen - elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Batteryini tidak bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi ( charge ) secara periodik
      Dry type battery terdiri dari plate - plate (postif & negatif) yang telah diisi penuh dengan muatan listrik, tapi  dalam penyimpanannya tidak diisi dengan elektrolit. Jadi keluar dari pabrik dalam kondisi kering. Setelah battery tersebut diaktif ( diisi elektrolit ), battery dry tipe ini pada dasarnya sama seperti dengan battery tipe basah ( Wet Type ).Elemen - elemen battery ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat - plat itu terisi penuh dengan muatan listrik, kemudian di angkat dari larutan elektrolit kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan. Kemudian     plat -plat tersebut diassembling dalam case battery.Sehingga bila battery tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa charge kembali

25. Polaritas
      Kutub magnet : South (Selatan) , North (Utara)

26. Batterycapacity
      Jumlah listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus (I) secara konstan, sampai dicapai Final Terminal Voltage. Kemampuan atau kapasitas battery dinyatakan dalam perkalian besar arus discharge (Ampere) dengan waktu discharge penggunaan (dalam satuan jam) sehingga dinyatakan dalam AH (Ampere Hour).

27. Single & Multi wire Core
      Single wire core : kabel yang hanya menggunakan satu kawat tembaga sehingga jika diameternya besar, maka kabel cenderung kaku.
      Multi wire (stranded) core : kabel yang terdiri dari beberapa untaian serabut tembaga yang dipilin menjadi satu, sehingga lebih lentur dan mudah dalam penggunaan.

28. Wire Colour Code
Untuk memudahkan pembacaan wiring diagram serta menelusuri wiring harness, berbagai warna dan symbol diberikan pada setiap kabel yang digunakan untuk menunjukkan ketebalan (kapasitas) wire serta aplikasinya dalam system. Misal 5WB berarti kabel mempunyai Nonimal Number 5 (diameter kabel 4.6 mm) dengan isolator berwarna putih dengan garis strip hitam dan digunakan untuk system charging dan signal.

29. Self Discharge
Berkurangnya kapasitas battery yang disebabkan terjadinya reaksi kimia secara lambat,  selama battery tidak digunakan atau dalam penyimpanan.

30. Grounded
      Menghubungkan terminal negatif (-) battery dengan chasis atau body, pada sistem kelistrikan unit, sehingga untuk mengalirkan arus listrik (setelah melalui lampu, solenoid valve, relay, sensor dsb) hanya tinggal menghubungkan ke chasis, karena semua body unit sudah menjadi terminal negatif.

31. Brush Less Alternator
      Sebuah komponen yang menghasilkan arus listrik yang digunakan untuk recharge battery, prinsip kerjanya sama dengan Alternator biasa, tetapi tidak menggunakan brush sebagai penghubung arus menuju ke field (rotor) coil, disamping itu brushless alternator menggunakan Darlington semi-conductor untuk regulatornya. 

32. Build In Alternator
      Alternator yang regulatornya dipasang menempel pada housing alternator, sehingga lebih simple, jenis regulator yang digunakan adalah semi conductor.

34. Over Charges
      Suatu kondisi dimana voltage output alternator melebihi 29,5 V DC, sehingga dapat mempercepat kerusakan battery, hal ini dapat disebabkan kerusakan pada regulator alternator.

35. Rectifier
      Rangkaian 6 buah dioda yang digunakan pada alternator sebagai penyearah arus, sehingga arus yang dihasilkan alternator adalah Direct Current (DC)

36. Specific Gravity
      Standard berat jenis elektrolit battery pada temperature standard (20oC) adalah 1.280. Apabila temperature larutan elektrolit berubah, maka standard berat jenis elektrolit battery akan berubah juga. Berat jenis akan turun pada saat battery dipakai (discharge). Pada kondisi standard (20oC), bila berat jenis elektrolit turun mencapai 1.200, maka battery harus diisi kembali (recharging).

37. Marking
      Tanda yang diberikan pada suatu komponen untuk mempermudah pemasangan kembali (pemberian tanda pada connector) dan mencegah pekerjaan berulang (pemberian tanda pada kepala bolt) dsb

38. Cleaning
      Tindakan yang dilakukan untuk membersihkan komponen atau connector dari kotoran.

39. Lubricant
Pelumas yang digunakan untuk mencegah terjadi keausan, karat, sebagai pendingin, dsb

40. Press Fit
      Suaian sesak saat pemasangan suatu komponen kedalam komponen lainnya, misal : bearing dipasang pada shaft.

41. Radial Run out of Commutator
      Penyimpangan putaran arah radial, yang dapat disebabkan keausan pada bearing, pengukuran dilakukan menggunakan dial gauge dipasang pada permukaan commutator, kemudian diputar, sehingga akan terbaca pergerakan jarum kea rah + dan -.

42. Dept of Mica
      Kedalaman Mica, sebagai indikasi keausan commutator

43. Scrapping
      Pembersihan permukaan komponen dari karat, bekas gasket, dsb

44. Connection & Disconnection
      Tindakan yang dilakukan untuk melepas sambungan connector wiring harness dan menyambung kembali.

45. Clearance
      Celah atau kerenggangan antara dua bidang kontak komponen yang saling berhubungan

46. Interference
Jarak masuknya shaft ke dalam hole (lubang) pada suaian sesak. contoh antara Cylinder Liner dengan Cylinder Block.

47. Continuity
      Suatu rangkaian terhubung yang bisa mengalirkan arus listrik, pada kondisi terhubung maka nilai resistancenya max. 1W.

Preheating System
Automatic preheating system dipasang pada engine untuk memudahkan engine distart pada temperature rendah (dibawah 0o-3o C). System akan memperpendek preheating time dan mengatur secara otomatis sesuai dengan engine coolant temperature saat starting switch di-On-kan. Jika starting switch diposisikan ON, arus listrik akan mengalir menuju ribbon heater untuk memanaskan udara yang masuk ke dalam intake manifold. Engine controller menentukan Preheating Time sesuai dengan temperature air pendingin yang diukur oleh coolant temperature sensor. Selama preheating time, preheating pilot lamp pada monitor panel akan menyala (ON) dan akan mati (OFF) saat preheating time berhenti.

2.   Glow Plug
      Glow plug dipasang pada Automatic Priming System, untuk memanaskan fuel yang diinjeksikan kedalam Intake Manifold oleh APS fuel injection nozzle, sehingga udara didalam intake manifold menjadi panas, dengan demikian engine lebih mudah untuk hidup saat distart.

3.   Ribbon Heater
      Ribbon heater merupakan elemen pemanas yang dipasang pada sisi inlet intake manifold, sehingga saat preheating time terjadi, udara yang masuk kedalam intake manifold akan melewati element pemanas, sehingga udara didalam intake manifold menjadi panas, dengan demikian engine lebih mudah untuk hidup saat distart.

4.   APS ( Automatic Priming System )
APS system digunakan pada daerah yang bertemperature rendah (dibawah 13oC) untuk mempermudah engine hidup saat distart. Dengan prinsip kerja membakar fuel didalam intake manifold untuk memanaskan udara yang masuk dalam intake manifold. Fuel dari tank mengalir melalui feed pump FIP, selanjutnya dihubungkan ke APS fuel circuit. Saat system bekerja, jumlah fuel yang disemprotkan ditentukan secara otomatis oleh APS controller, sesuai dengan temperature air pendingin.

5.   Heater Relay
      Heater relay dipasang diatas intake manilod pada Preheating system, dan pada saat Preheating Time berlangsung , akan menghubungkan arus listrik dari battery menuju ke ribbon heater, 

6.   Indicator Heater
      Caution lamp yang akan menyala (ON ) saat Preheating Time berlangsung dan akan OFF saat preheating time berhenti.

7.   Heater Switch
      Switch manual yang digunakan untuk mengaktifkan system Preheating

8.   Timer
      Suatu komponen elektic yang berfungsi untuk mengatur dan membatasi waktu kerja suatu system.

9.   Water Temperature Sensor
      Sensor yang dipasang pada Thermostat housing dan berupa thermistor yang akan berubah nilai tahanannya (W) sesuai perubahan temperature dan mengirimkan input signal untuk engine controller, Monitor Panel dan APS controller (optional)

10. Circuit Breaker
      Suatu komponen yang dipasang pada Preheating system, dan berfungsi untuk memutuskan arus listrik ke ribbon heater saat arus yang mengalir melebihi kapasitasnya, sehingga mengamankan dan mencegah kerusakan  pada heater ribbon.

11. Wiring Diagram Starting System
      Lihat pada shop manual atau gambarkan basic starting circuit diagram

12. Starting Switch
      Suatu komponen elektrik berupa switch dan digerakkan secara manual dengan cara memutar kuncinya, untuk memposisikan ON, Start, Preheat atau OFF dengan cara menghubungkan terminal didalamnya, B, BR, C, R1, R2, ACC sesuai posisi switchnya. Pada dasarnya starting switch berfungsi untuk mengalirkan arus listrik penggerak relay utama (battery relay, safety relay) dan juga sebagai input signal (ON) untuk controller yang terpasang pada system unit. sehingga tegangan dari battery dapat mengalir ke system kelistrikan unit sesuai posisi Starting Switch.

13. BatteryRelay ( + , - )
      Suatu komponen elektrik berupa relay yang mempunyai beberapa terminal BR, B+, B dan E/ground digunakan pada positif grounded sedangkan BR, B-, E, A/R digunakan untuk negative grounded. Pada saat starting switch diposisikan ON, arus yang masuk melalui terminal BR melewati main coil untuk menimbulkan medanmagnet. Medanmagnet tersebut digunakan untuk menarik kontaktor dan menghubungkan salah satu terminal battery (B+ atau
B–) dengan starting motor atau chasis (tergantung type battery relaynya). Sehingga pada dasarnya battery relay berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan battery (sumber tenaga listrik) dengan sistem kelistrikan pada unit.

14. Safety Relay
      Suatu komponen electric (built-in type)  yang mempunyai 5 terminal : B, C, S, A dan E. Safety relay didalam system dipasang diantara starting switch dan starting motor. Saat starting switch diposisikan start, arus listrik yang mengalir ke terminal S akan menimbulkan medan magnet untuk menghubungkan terminal B battery dan terminal C starting motor, jika engine sudah hidup dan alternator bekerja, maka secara otomatis memutus hubungan terminal B dan C, akibatnya meskipun starting switch tetap di posisikan START, starting motor tidak bisa bekerja.

15. Starting Motor
      Suatu komponen elektrik yang dipasang pada flywheel engine, terdiri dari solenoid (magnetic switch) dan motor yang mempunyai 3 terminal B, C dan M. Starting motor berfungsi merubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanis (putar) untuk memutar flywheel dan menghidupkan engine.
-     Armature / Rotor Coil
Armature coil yang berada pada rotor shaft sehingga ikut berputar saat motor berputar dan merupakan Remanent magnet yang kemagnetanya terjadi saat terminal B-M berhubungan dan arus listrik mengalir melalui brush-commutator-Armature-commutator-brush-ground. Kemagnetan pada armature dan field coil akan menghasilkan putaran pada rotor shaft.
-     Field Coil / Stator Coil
Field coil dipasang menempel pada housing motor, sehingga tidak ikut berputar dan merupakan Remanent magnet yang kemagnetanya terjadi saat terminal B-M berhubungan dan arus listrik mengalir. Kemagnetan pada field coil dan  armature akan menghasilkan putaran pada rotor shaft.
-     Brush & Holder
Brush terbuat dari material carbon dan dipasang pada holdernya sebagai penghubung arus dari field coil menuju Armature coil, karena bahannya relative lebih lunak tidak menyebabkan keausan pada commutator, dan agar kontak brush – commutator selalu rapat, terdapat spring yang menekan brush.
      -     Overunning Clutch & Pinion
Overruning clutch akan berputar pada alurnya untuk mendorong pinion agar masuk kedalam kontak kontak gear dengan flywheel, sehingga engine dapat berputar, jika engine sudah hidup dan flywheel akan balik memutar pinion, untuk mencegah hal tersebut, maka jika terjadi torque yang tinggi, overrunning clutch akan slip untuk memutuskan hubungan pinion dengan shaft starting motor (rotor shaft)
-     Yoke
Yoke sebagai penghubung magnetic switch dengan overrunning clutch dengan bidang tumpu ayunan dibagian tengah yoke, sehingga saat magnetic switch bekerja yoke akan mengayun overrunning clutch dan pinion ke arah luar menuju kontak teeth flywheel.  
-     Commutator
Commutator berhubungan dengan 4 buah brush dan mempunyai 22 alur untuk menghubungkan arus menuju ke armature, sehingga pada armature dapat timbul medan magnet.
-     Reduction Gear
Meneruskan putaran rotor shaft untuk memutar flywheel engine, gear rationya relative besar, sehingga mampu memutar flywheel engine.
-     Magnetic Switch
            Pull in Coil
Akan menimbulkan medan magnet, pada saat terminal C mendapat arus dan bersama hold in coil menggerakkan plunger, tetapi kemagnetannya akan hilang saat terminal B-M berhubungan.
Hold in Coil
Akan menimbulkan medan magnet pada saat terminal C mendapat arus dan tetap mempertahankan kemagnetannya meskipun terminal B-M berhubungan, untuk mempertahankan kontak B-M dan gerakan keluar overrunning clutch.

16. Neutral Switch (safety)
      Suatu system yang dipasang pada starting system, yang berfungsi untuk mencegah engine dapat distart pada saat lever transmission tidak pada posisi netral. Sehingga mencegah pergerakan unit yang tidak diinginkan.

17. Fusible link
      Sebuah fuse dengan kapasitas Arus yang besar (30 – 100A) dan dalam sirkuit dipasang diantara terminal B(+) output battery relay dengan fuse box, dan berfungsi sebagai pengaman battery agar tidak meledak jika terjadi short circuit pada sistem secara menyeluruh karena suatu kasus yang luar biasa terjadi, misalnya terjadi misconnection ataupun harness terjepit frame.
Fuse adalah komponen electrik yang mempunyai kapasitas alir kuat tertentu (5-30A) dan dalam sirkuit dipasang diantara fusible link dan sistem. Fuse akan putus saat arus yang melewatinya melebihi kapasitasnya, saat terjadi short circuit ataupun Overload sehingga berfungsi sebagai pengaman sistem.

18. Batterycompound & solid
Setiap sel battery terdiri dari Plat positif terbuat dari material PbO2 ( Lead Peroxide ) dan Plat negatif yang terbuat dari material Pb ( spongy lead ), pada saat elektrolit H2SO4 diisikan kedalam battery, maka akan terjadi reaksi kimia :
PbO2 + 2 H2SO4+ Pb -> PbSO4 + 2 H2O + PbSO4. yang menghasilkan arus listrik.
Pada bagian luar battery terdapat 2 buah terminal yaitu +  (positif) dan – (negatif) yang dihubungkan dengan system kelistrikan unit sebagai sumber tenaganya,  karena battery mampu mengubah reaksi (energi) kimia menjadi energi listrik.

Batterycompound :
Masing masing sel berdiri sendiri - sendiri dan antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar ( connector ) di luar case.
Batterysolid :
Masing masing sel berdiri sendiri - sendiri dan antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar ( connector ) di dalam case. Terminal yang kelihatan hanya dua buah hasil hubungan seri dari sel - selnya.

19. Wiring Diagram Charging System
      Lihat pada shop manual atau gambarkan basic charging circuit diagram

20. Alternator
Suatu komponen elektrik yang mempunyai 3 terminal : B, R, E, dan dipasang pada bagian front cover engine dan dihubungkan drive pulley dengan menggunakan V belt, sehingga saat engine hidup, alternator langsung ikut berputar. Putaran atau tenaga mekanis tersebut akan dirubah menjadi tenaga listrik untuk mengisi tegangan  (charging) battery, Arus yang dihasilkan adalah Arus DC (direct current), sehingga tegangan battery dapat selalu dipertahankan saat unit operasi.
- Field coil
Field coil terdapat pada rotor shaft dan pada bagian luarnya terdapat core yang bertolak belakang, sehingga saat shaft diputar oleh engine, electromagnet pada core akan berubah ubah polaritasnya untuk menimbulkan arus AC pada stator coil.
- Stator coil
Stator coil dipasang menempel pada housing alternator, sehingga saat field coil berputar didalamnya, medanmagnet akan memotong core (konduktor) dan timbul arus pada stator coil.
- Slip ring
Slip ring mempunyai bidang kontak brush sebagai penghubung arus yang menuju ke field coil.
- Brush & Holder
Brush terbuat dari material carbon dan dipasang pada holdernya sebagai penghubung arus dari terminal F - field coil - ground, karena bahannya relative lebih lunak tidak menyebabkan keausan pada commutator, dan agar kontak brush – slip ring selalu rapat, terdapat spring yang menekan brush.
- Regulator
Komponen yang berfungsi untuk mengatur kestabilan voltage alternator sehingga range charging 27.5 – 29.5 V
- Diode
Rangkaian 6 buah dioda yang digunakan pada alternator sebagai penyearah arus, sehingga arus yang dihasilkan alternator adalah Direct Current (DC)
- Pulley
      Sebagai pemutar rotor assembly (field coild), sehingga medanmagnet yang terjadi dapat memotong konduktor pada stator coil.
- Fan
            Fan dipasang dibelakang drive pulley, untuk menghisap udara panas dari dalam housing.

21. Indicator
- Amperemeter
Amperemeter dipasang secara serie dengan terminal B alternator dan digunakan untuk mengetahui atau mengukur besar Arus (ampere) yang dihasilkan alternator.   
- Volt meter
Voltmeter dipasang secara paralel dengan terminal B alternator dan digunakan untuk mengetahui atau mengukur besar Tegangan (Volt) yang dihasilkan alternator.

- Indicator lamp
Indicator dipasang secara serie dengan terminal R alternator dan digunakan untuk mengetahui alternator bekerja normal. Jika indicator lamp menyala, berarti lamp mendapat ground melalui terminal R alternator. Sedangkan jika indicator lamp mati, berarti terminal R alternator mengeluarkan arus (proses charging terjadi)

22. Dynamo / DC Generator
      Pembangkit listrik arus DC sehingga langsung dapat dipergunakan untuk pengisian battery dengan prinsip merubah energi mekanis menjadi energi listrik.
DC Generator mempunyai sifat sebagai berikut :
-     Fiel coilnya mempunyai residual magnet.
-     Saat DC generator diputar oleh engine, maka medan magnet akan terpotong oleh armature sehingga timbul arus ( bolak - balik ) dan menjadi searah setelah melewati commutator, brush dan keluar melalui terminal A ke sistem.            
-     Pada awalnya, tegangan yang timbul kecil (arus yang ditimbulkan pun kecil). Arus yang dibangkitkan tersebut dipergunakan untuk memperkuat medanmagnet pada field coil (melalui terminal F).
-     Makin kuat medan magnet dan makin tinggi generator diputar, maka output generator pun makin tinggi.

23. Wiring Diagram Lighting System
      Lihat pada shop manual atau gambarkan basic lighting circuit diagram

24. Wire / cable
      Kabel yang digunakan untuk menghubungkan komponen dalam system electric, yang meliputi : starting system, charging system, monitor panel & control system, lighting system dsb, sehingga arus listrik dari battery dapat mengalir dan system dapat bekerja sesuai fungsi masing masing. Diameter kabel yang digunakan sesuai dengan besar arus yang mengalir, sedangkan untuk mempermudah menelusuri jalur kabel, maka warna kabel dibedakan sesuai systemnya masing2 atau pemberian nomor pada kabel.

25. Work lamp switch
      Suatu switch yang digunakan untuk menyalakan Working lamp (lampu kerja), saat unit beroperasi, sehingga medan kerja lebih terang.

26. Turn lamp switch
      Suatu switch yang digunakan untuk menyalakan (berkedip) turn signal lamp, sebagai tanda arah belok yang diinginkan

27. Back lamp switch
      Suatu switch yang akan ON (manual atau otomatis) saat unit berjalan mundur.

28. Inverter
      Suatu komponen yang berfungsi untuk merubah arus DC yang relative kecil menjadi arus AC yang relative lebih besar.

29. Working Lamp
      Lampu yang pada bagian depan dan belakang unit dan dinyalakan pada saat unit beroperasi sehingga medan kerja lebih terang.

30. Turn signal lamp
      Lampu yang dipasang pada kedua sisi unit, dan salah lampu pada satu sisi akan menyala secara berkedip (On-Off secara bergantian) sesuai arah belok yang diinginkan.

31. Back lamp
      Lampu yang dipasang pada bagian belakang unit, dan akan menyala hanya saat unit berjalan mundur, sehingga daerah belakang unit menjadi terang, dan memudahkan operasi.

32. Pilot lamp indicator
      Pilot lamp berupa lampu kecil atau LED yang digunakan untuk memonitor fungsi suatu system.

33. Head lamp
      Lampu yang dinyalakan saat unit travel.

34. Stop lamp
      Lampu yang dinyalakan saat unit berhenti atau parker, dan biasanya engine masih hidup.

35. Fuse Box
      Suatu box yang digunakan untuk pemasangan beberapa holder fuse & fuse, sehingga lebih simple dan terkesan rapi, serta memudahkan pemeriksaan dan troubleshooting.

36. Panel lamp
      Lampu yang dinyalakan untuk menerangi monitor panel, sehingga operator masih dapat melihat system unit dengan jelas. Biasanya panel lamp dilengkapi dengan rheostat untuk mengatur tingkat pencahayaan, sehingga dapat disesuaikan dengan keinginan operator.

37. Flicker
      Suatu komponen electric yang digunakan pada “Flicker system” yang menghasilkan signal untuk membunyikan back-up horn, pada saat truck berjalan mundur. Dan biasanya digunakan pada unit Big Dump truck.    

38. Flasher
      Suatu komponen yang digunakan dalam “Turn Signal System” untuk membuat turn signal lamp berkedip (flashing) atau menyala (ON)-mati (OFF) secara bergantian, dan digunakan sebagai tanda arah belok unit yang diinginkan, dengan mengaktifkan Turn signal switch sesuai arah belok yang akan dilakukan.

TOOL

1.   MultiTester (AVO)
      Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan [V], arus [I], dan hambatan [R] pada system kelistrikan. Pada jenis yang lebih canggih, juga dilengkapi untuk mengukur Frequency (Hz).

2.   Hydro tester
      Alat yang digunakan untuk mengetahui berat jenis suatu liquid, biasanya untuk elektrolit battery.

3.   Refractometer
      Alat yang digunakan untuk mengetahui berat jenis suatu liquid, biasanya untuk elektrolit battery tetapi teknologinya lebih canggih.

4.   Harness checker
      Alat yang digunakan untuk mempermudah pengukuran tegangan [V] dan hambatan [R] pada wiring harness unit. Pada prinsipnya, alat ini hanya menghubungkan kabel secara paralel sesuai jumlah pin connectornya dan menghubungkannya dengan T- adapter . Pada T-adapter terdapat sejumlah lubang test pin dengan nomor urut yang mewakili nomor urut pin pada connector.

5.   Contact cleaner
      Suatu liquid (bahan kimia) yang digunakan untuk membersihkan pin connector dari karat dan kotoran lainnya, sehingga kontak antara pin menjadi bersih dan arus listrik dapat mengalir dengan lebih baik karena tidak ada resistance. Pemakaian contact cleaner dengan cara menyemprotkannya pada permukaan pin connector.

6.   Electrical tool kits
      Seperangkat tools yang khusus digunakan untuk melakukan pekerjaan repair sistem kelistrikan unit : memotong dan menyambung kabel, mengganti connector dan crimping, mengukur Tegangan, Arus, Resistance dsb, sehingga kwalitas pekerjaan sesuai standard.

7.   Cable jumper (battery booster)
      Sepasang kabel yang digunakan untuk menghubungkan secara paralel   kedua terminal battery yang kondisinya baik (Tegangan dan kuat arus mencukupi) dengan terminal battery yang tegangannya turun, sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan start battery.

8.   Test Pen (DC)
      Alat yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya arus yang mengalir dalam sirkuit elektic.

9.   Vernier caliper
      Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, panjang, ketebalan, kedalaman lubang pada suatu komponen.
      Satuan : mm (0.05), inchi (1/128)

10. Dial Gauge dan Center/ V- Block
      Alat yang digunakan untuk mengukur run-out rotor coil.

11. Cell tester – voltage compound battery
      Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan

12. Growler Tester – armature starting motor
      Alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi atau kebocoran isolator pada armature starting motor.

13. Ampere meter
      Alat yang digunakan untuk mengetahui besar kuat arus yang dihasilkan Alternator

15. High rate discharge tester
      Alat yang digunakan untuk memberikan beban maksimal pada battery untuk mengetahui final terminal voltage suatu battery.

16. Crimping plier
      Alat yang digunakan untuk membuat crimping (menjepit) connector wiring.

17. Outside micrometer
      Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu komponen.
      Satuan : 0.001mm

18. Solder
      Alat yang digunakan untuk menyambung wire (kabel) dengan cara melelehkan timah (tenol).

PART RECOMMENDATION
1.   PNPB (Publication Number of Part Book)
      Suatu angka yang tertera pada cover part book (pojok kanan atas) yang menunjukkan aplikasi part book tersebut sesuai dengan Serial Number dan Tipe Unit.

2.   SPO (Standard Part Overhaul)
      Daftar part yang dibutuhkan untuk overhaul normal sesuai umur yang direkomendasikan factory, dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal pada komponen.
APL (Application Part List) (Remove & Install)
Daftar part yang dibutuhkan untuk Remove dan Install komponen  sesuai umur yang direkomendasikan factory, dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal.

3.   PSN (Part & Service News)
      Informasi dari factory berupa brosur atau leaflet yang berisikan modifikasi atau improvement pada komponen, system atau technical instruction (Prosedur Repair, Testing Adjusting) dengan tujuan untuk meningkatkan performance atau memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Setiap PSN hanya berlaku untuk Serial Number tertentu yang sesuai.

4.   Kode kode pada part book (symbol)
      Kode dari factory berupa angka dan huruf, sedangkan symbol berupa gambar yang ditunjukkan pada part book, dengan tujuan untuk mempermudah proses pemilihan part yang akan diorder, sehingga dapat mencegah kesalahan order atau double order (karena komponen ass"y dan separated diorder secara bersamaan). Dan juga mempermudah pencarian komponen yang berkaitan atau saling berhubungan.

5.   Reusable part
      Part yang masih dapat digunakan lagi setelah dilakukan visual check dengan membandingkan dengan reusable book (guide), dan hasil pengukuran masih dalam range yang diijinkan sesuai maintenance standart atau Quality Assurance.

6.   Quality Assurance
      Prosedur dan urutan langkah kerja yang harus dilakukan saat melakukan suatu pekerjaan Overhaul atau Remove Install, dimana didalamnya terdapat Critical Point dan Item Measurement yang harus diperhatikan dan dilakukan, sehingga dapat mencegah Redo ataupun premature damage

0 Response to "ELECTRIC SYSTEM"

Post a Comment